Dinamika industri kecerdasan buatan (AI) global kian dipengaruhi oleh dua pemain kunci: DeepSeek (Tiongkok) dan OpenAI (AS). Meski sama-sama mengembangkan teknologi AI mutakhir, kedua entitas ini menempuh pendekatan fundamental yang berbeda dalam filosofi, teknologi inti, dan aplikasi komersial. Artikel ini mengupas perbedaan strategis mereka berdasarkan perkembangan terkini.
Profil Perusahaan: Dua Model Bisnis Berbeda
Aspek | DeepSeek | OpenAI |
---|---|---|
Didirikan | 2023 (Beijing) | 2015 (San Francisco) |
Status | Perusahaan komersial | Hybrid (non-profit + for-profit) |
Pendanaan | $500 juta (2024) | $13 miliar (total, termasuk Microsoft) |
Fokus Utama | AI enterprise untuk pasar Asia | AI generatif global |
Model Andalan | DeepSeek-V2 (236B parameter) | GPT-4 Turbo, DALL-E 3 |
Teknologi Inti: Arsitektur Berbeda
DeepSeek:
- Mengembangkan model bahasa besar (LLM) dengan optimasi biaya, seperti DeepSeek-V2 yang menawarkan performa setara GPT-4 dengan biaya 40% lebih rendah
- Fokus pada multimodal processing khusus untuk data bisnis Asia (dokumen, transaksi, laporan keuangan)
- Teknologi “Efficient Transformer” yang mengurangi kebutuhan komputasi
OpenAI:
- Pionir AI generatif dengan GPT-4 Turbo (128K konteks window)
- Pengembangan DALL-E 3 untuk generasi gambar dari teks dengan akurasi tinggi
- Sora (model video generatif) yang mengubah teks menjadi video HD
- Integrasi dengan Microsoft Azure AI untuk enterprise